Malam jum'at menuju hari jum'at lagi, Subhanallah rasanya tak percaya. Kalau orang-orang bilang, saking betahnya di dunia waktu itu kadang tak terasa bergulirnya. Semoga bukan terlena karena kefanaannya ya, tapi kita betah di dunia karena kita sedang merauk emas yang ditabur اَللّهُ untuk mejadi bekal di keabadian. Bukankah begitu?
Catatannya setiap malam jum'at menuju hari jum'at, ndak boleh ada murung, gelisah, apalagi marah. Tapi setiap hari pun harusnya begitu, hati kita diciptakan untuk bahagia, bukan untuk menumpuk belenggu-belenggu dunia.
Kenapa saking senangnya dengan hari jum'at, karena hari jum'at mempunyai keistimewaan tertentu. Ingin tahu?
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Dari Salamah dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Solallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as, Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu." (HR. Muslim)
***
Subhanallah. Jadi mari kita usahakan, besok ketika اَللّهُ mengutus malaikat membuka lembaran sekenario baru untuk kita, jangan biarkan tinta-tintanya berserakan, tapi biarkanlah tinta-tinta itu tersimpan di dalam ruang selang bolpoint, lalu kita menasbihkannya diatas kertas itu menjadi sebuah tulisan indah.
***
Tepat pukul 18.30 WIB, sepertinya mengenal suara itu. Ya, kali ini masjid yang dua tahun lalu tepat berada di utara kostanku masih subur ternyata dengan lantunan-lantunan Asma'ul Husna dan Yasinan rutinnya. Subhanallah, rambatan suaranya masih terdengar sampai sini. Padahal tempat ini lebih jauh dibandingkan kostanku yang dulu. Syukurlah, ternyata اَللّهُ masih mengizinkan menikmati indah malam jum'atnya. Semoga sampai besok akan selalu ceria seperti ini. Ceria dengan setiap anugerah untuk terus mencintai-Nya dan merindukan-Nya. Syukron Ya Badii'.
***
Tak mampu lagi kuungkapkan kata-kata yang melebihi keindahan ayat-ayat surat cinta-Mu. Lisanku terbatas, karena Engkau Maha Segalanya Ya Rabbana. Tanganku pula semakin kaku untuk menuliskan setiap keagungan dari sekenario-Mu, namun aku berharap setiap tasbih adalah ibadah yang buahnya kelak akan aku tuai. "Rabbanaa maakholaqta haada baatila, Subhanaka fakinaa 'adaa bannar"
Jumat, 16 Desember 2011
didinc site - Mesjid utara itu masih subur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar